Pages

Sabtu, 04 Juni 2011

NASIB ANAK JALANAN

Penderitaan anak anak jalanan yang tidak berkepanjangan membuat hati para pengguna jalan menjadi iba. Anak anak yang berusia sekolah diharuskan untuk bekerjamemenuhi kebutuhannya dan keluarganya. Mereka bekerja apa saja yang mereka bisa mulai dari mengamen, meminta-minta, mengelap mobil dan lain-lain. Orang tua mereka terkesan memaksa mereka untuk bekerja. Kota besar seperti Jakarta seperti biasanya perhatian warga luar daerah untuk datang mengadu rezeki di sana. Lebih mengenaskan lagi apabila mereka yang datang tidak mempunyai kemampuan yang memadai. Jadi lah mereka pengemis dan pengamen yang meminta minta di lampu merah.
Anak-anak yang masih terlihat lugu dan polos sering disalah gunakan oleh bermasing masing pihak untuk merauk keuntungan semata. Anak-anak dinilai mudah menarik  para pengguna jalan sehingga para pengguna jalan menjadi iba.

Apa saja yang dialami seorang anak di jalanan, merupakan norma yang tidak tertulis, juga nilai yang memang semestinya dilakukan. Yang berbahaya, kalau pengaruh negatif yang dikondisikan, maka hal negatif itu pula yang tertanam.
Teori belajar sosial menyatakan, seseorang mempelajari sesuatu dengan mengamati apa itu dilakukan orang lain. Melalui belajar mengamati, secara kognitif seseorang akan menampilkan perilaku orang lain dan mungkin kemudian meng-adopsi perilaku tersebut (model-ling). Artinya, semua perilaku yang dilakukan seseorang merupakan hasil mengamati perilaku orang lain. Faktor-faktor seperti perilaku, kognitif, pribadi lain dan lingkungan, akan bekerja secara interaktif sehingga satu sama lain saling mempengaruhi.

0 komentar:

Posting Komentar